Jumat, 25 Juli 2014

Cerpen JODOHKU DI TANGAN AYAH (TRUE LOVE) PART. I

JODOHKU DI TANGAN AYAH (TRUE LOVE) PART. I
Cerpen Karya Shina
 
Seseorang yang duduk disebelah Enggar menyodorkan sebuah Tissu untuk menghapus air matanya, Enggar mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang memberinya Tisu dan ingin mengucapkan terima kasih.
“Shina… Kau sedang apa disini?” tanya Enggar gugup dan malu karena dipergoki sedang menangis.
“Aku baru pulang kerja dan ingin membelikan ayah bubur ayam dibelakang taman ini, jadi sambil menunggu aku ingin jalan-jalan. Kau sendiri kenapa menangis disini nggak malu apa dilihat orang lewat” tukas Shina dengan nada sinisnya padahal dalam hati Wulan yang sedang menjadi Shina ini ingin menangis melihat pujaan hatinya menangis.
“Itu bukan urusanmu.”
“Memang siapa yang mau peduli denganmu?”
“Dasar gadis aneh, dulu kau itu adalah gadis lemah yang selalu berdiri dibelakang Wulan kenapa sekarang kau mau menggantikan posisi Wulan tapi aku tidak akan membiarkanmu mengambil posisi Wulan”
“Hey tuan muda Enggar yang terhormat, adikku meninggal itu juga karena bertemu denganmu jadi untuk apa kau menyalahkanku dengan alasan ingin merebut posisinya. Posisi yang mana yang kau maksud?!”
“Kalau kau tidak ingin merebut posisinya lalu untuk apa kau menerima perjodohan kita dan merubah sikapmu menjadi dia setelah dia meninggal, aku tau dulu kau memang menyukaiku tapi yang ku cinta itu Wulan bukan dirimu”
“Aku mungkin memang mencintaimu tapi aku nggak pernah memintamu untuk membalasnya, kalaupun kau tidak mencintaiku itu bukan masalah toh memang pada kenyataannya aku tidak punya rasa padamu. Aku menerima perjodohan ini hanya karna ayah juga Wulan. Huhf permisi”
Shina geram lalu pergi meninggalkan taman, namun sebelum benar-benar pergi dia mengambil pesanan bubur kacang ijo yang dia sengaja beli untuk ayah tercintanya.

Malam ini adalah dating antara Shina dan Enggar untuk mempersiapkan masalah pertunangan sekaligus pernikahan mereka yang akan diadakan sebulan lagi.
Keduanya hanya diam tak ingin ada yang mengungkapkan apa yang ada dalam hati mereka.
“Kau ingin pernikahan ini seperti apa Shin? Biar mamaku yang mengurus karna dia semangat sekali merecoki semua”
“Biasa saja karena aku tidak suka hal yang mewah apalagi yang terlalu mencolok”
“Hem, nanti aku sampaikan namun kau jangan berharap lebih karna aku tak bisa mengganti Wulan sekalipun kau adalah kakaknya”
“Aku tau. Tenanglah Tuan, huft…”

Pagi ini wajah Shina atau lebih tepatnya Wulan telah disulap menjadi wanita yang anggun dan cantik, dalam hati Wulan bahagia karena bisa menikah dengan laki-laki yang selama ini dicintainya, namun dia juga gundah karena dia tidak bisa mengungkapkan identitas aslinya pada sang pujaan hati.
Pukul 9 malam pesta usai dan para tamu silih berganti pamitan kepada mempelai dan keluarga.
“Kalian istirahatlah pasti capek sekali” perintah Mama Enggar. “Sekalian mama mau pamit pulang, baik-baik disini sekarang om Andre papa kamu juga”
“Iya”

Shina keluar dari kamar mandi dan mendapati Enggar sudah tiduran sambil mengotak-atik hpnya. Shina naik keranjang dan merebahkan dirinya disamping Enggar yang beberapa jam lalu resmi menjadi suaminya.
Shina menarik selimut agar menutupi separuh badannya yang hanya memakai babydoll tanpa lengan, namun ketika membalikan tubuhnya Enggar menarik sebelah tangannya agar menghadap kearah suaminya tersebut.
“Ada apa? Kau tidak rela tidur denganku” ketus Shina menatap Enggar tajam.
“Apa alasanmu membohongiku?” tanya Enggar yang membuat Shina bingung dan menyerngitkan dahinya menatap suaminya tersebut.
“Maksudmu? Sejak kapan aku membohongimu?” ketus Shina lagi.
“Wulan permata sari kau mungkin bisa membohongi semua orang, tapi kau tidak akan bisa membohongiku.”
“Kau ini bicara apa Enggar?! Aku ini Shina Puspita sari bukan Wulan permata sari”
“Tanda lahir dibelakang telinga itu hanya Wulan jadi mau mengelak seperti apalagi kamu ha, apa belum cukup penyiksaan yang kau lakukan padaku”
“Maaf Enggar. Aku memang keterlaluan tapi aku punya alasan sendiri kenapa aku berpura-pura menjadi Shina”

#Flasback
Pagi ini Wulan memakai gaun merah jambu dan memoleskan make up tipis kewajahnya. Shina datang menghampirinya dengan seulas senyuman yang tulus.
“Lan bolehkah aku berkencan dengan Enggar sekali ini aja. Aku janji tidak akan mengganggu hubungan kalian setelah ini. Kamu taukan Lan aku suka Enggar ketika melihatnya ditaman sore itu tapi dia mengira aku itu kamu” pinta Shina dengan wajah memelas membuat Wulan tak tega.
“Baiklah Shin, kamu kan tau aku sangat mencintainya meski kamu kembaranku tapi aku nggak mau melepasnya”
“Maka dari itu izinkan aku kencan dengannya satu kali ini saja, please!”
“Iya, sini aku dandani kamu biar mirip denganku. Nanti aku juga akan merubah poniku biar tidak ada yang tau”
“Makasih Wulan”
“Sama-sama”
“Tapi Wulan aku gugup sekali bagaimana kalau ketahuan Enggar. Dia pasti akan marah besar padaku”
“Nanti aku akan mengikutimu supaya kalau ada apa-apa aku bisa membantumu nanti”
“Iya Wulan kau jangan jauh-jauh dariku nanti”
“Pasti”

Setelah mendandani kakaknya Wulan juga bersiap untuk mengikuti kemanapun Shina pergi bersama Enggar. Hingga ketika Shina akan menyebreng ada mobil dengan kecepatan tinggi mementalkan tubuhnya hingga 200meter.
Wulan shock namun dia hanya bisa merasakan sakit yang akan mendalam dihatinya, bahkan dia tak mampu berkata namun airmatanya tak henti-hentinya keluar dari pelupuk mata.

Ayah Shina menangis melihat jasad putrinya bersama Wulan, melihat tangis ayahnya Wulan bertekat akan menjadi Shina selamanya karena semua mengira bahwa itu adalah dirinya.

“Ayah jangan bersedih masih ada Shina disini?” Ucap Wulan menenangkan hati ayahnya sebagai Shina.
“Tapi kenapa harus Wulan Shin, ayah belum bisa mendidiknya jadi anak yang dewasa”
“Tenanglah yah, aku akan selalu berusaha membuat ayah bahagia”
Wulan berjanji pada dirinya sendiri selama menjadi Shina dia akan berusaha jadi anak yang lembut dan lebih tidak mengandalkan emosinya. Dia membuka hatinya untuk menjadi lebih baik setelah kematian kakaknya. Dia sadar selama ini dia banyak sekali menyusahkan kakak juga ayahnya dengan sikapnya.

#Flasback end

Wulan mengakhiri ceritanya sambil beruraian airmata, Enggar merengkuhnya dalam pelukan hangatnya dan menenangkannya.
“Sudahlah jangan menangisi kejadian yang lalu, anggaplah ini jalan hidupmu”
“Tapi harusnya aku yang mati bukan Shina, dia itu lemah saat kejadian itu pasti asmanya sedang kambuh makanya tak bisa lari”
“Mungkin aku orang yang bodoh karna tidak mengerti apa yang dirasakan orang yang kusayang tapi mulai sekarang aku yang akan melindungimu selamanya”
“Thankz my husband”
“Iya”

Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita
Saatku tertatih tanpa kau disini

Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Kuakan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini

Kita pernah lewati masa yang pernah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku
Saat ku tertatih tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini

Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
Dan ini yang terakhir (Aku menyakitimu)
Dan ini yang terakhir (Aku meninggalkanmu)
Takkan ku sia-siakan hidupmu lagi

-------End---------------


Kumpulan Puisi dan Kata-Kata Motivasi Trima Kasih Telah Berkunjung Di Blog Ini

0 komentar:

Posting Komentar